Keruntuhan kerajaan Buleleng
disebabkan oleh perang melawan kolonial Belanda yaitu “Perang Jagaraga”. Hampir
semua kerajaan di Bali mengobarkan perang tersebut, termasuk kerajaan Buleleng.
Terjadinya perang tersebut penyebabnya adalah sebagai berikut.
- Berlakunya hak tawan bagi raja-raja Bali, yaitu hak raja untuk merampas kapal dan muatannya yang terdampar di Pulau Bali. Raja Buleleng merampas kapal-kapal Belanda di Sangsit dan Prancah.
- Belanda menuntut supaya hak tawan karang dihapus, dan raja-raja Bali mau mengakui kekuasaan Belanda di Bali serta mau melindungi perdagangan di Bali
Dalam menundukkan kerajaan
Buleleng tidaklah mudah bagi Belanda. Terbukti dengan Belanda yang memerlukan
beberapa ekspedisi untuk menaklukkan kerajaan Buleleng yang dibantu oleh
sekutunya. Berikut ekpedisi dari Belanda.
a. Ekspedisi
I (18 Juni 1846)
Dalam ekspedisi
pertamanya (1846) Belanda mengirim 1700 pasukan yang dipimpin Van den Bosch.
Kerajaan Buleleng yang meski mendapat bantuan dari sekutunya (seperti kerajaan
Karangasem, Klungkung, Gianyar, dan Mengwi) tidak mendapat mempertahankan kerajaannya. Bersamaan
dengan jatuhnya pusat kerajaan Buleleng ke tangan Belanda, menyebabkan laskar
Buleleng terdesak, dan atas desakan Patih Jelantik raja Buleleng telah mengambil keputusan untuk
mengundurkan pasukannya ke Buleleng Timur memasuki desa Jagaraga serta menetapkan untuk menggunakan Jagaraga
sebagai benteng konsolidasi kekuatan dan sebagai ibukota kerajaan yang baru.
b. Ekspedisi
II “Perang Jagaraga I” (7 Maret 1848)
Kapal perang Belanda
mengirim 2265 serdadu yang dipimpin Mayor Jendral Van der Wijk di Sangsit. Dengan
dibangunnya Benteng Jagaraga dan berkat kegigihan para laskar yang dipimpin
Patih Jelantik, pasukan Belanda dapat dipukul mundur. Disini para laskar dapat
mengalahkan Belanda dengan mutlak.
c. Ekspedisi
III “Perang Jagaraga II” (15-16 April 1849)
Kekalahan yang
diluar dugaan Belanda dari rakyat Bali, membuat Belanda menjadi geram. Dan pada
tahun 1849 Belanda mengirimkan pasukan yang jauh lebih banyak, yakni 15000
pasukan lebih yang terdiri dari pasukan Infanteri, Kavaleri, Artileri, dan Zeni.
Serangan tersebut dibalas oleh rakyat Bali dengan “Perang Puputan” yaitu bertempur
sampai titik darah penghabisan. Akhirnya, benteng Jagaraga jatuh ke tangan
Belanda. Setelah benteng Jagaraga jatuh, serangan diarahkan ke Klungkung,
Karangasem, dan Gianyar. Baru pada tahun 1906, Belanda dapat menegakkan
kekuasaannya di Bali.
Jadi begitulah terjadinya keruntuhan Kerajaan Buleleng, agar sikap patriotisme pasukan dapat kita teladani.
~ EKASMA
Jadi begitulah terjadinya keruntuhan Kerajaan Buleleng, agar sikap patriotisme pasukan dapat kita teladani.
~ EKASMA
0 komentar:
Posting Komentar